The Story Board

Kisah yang terinspirasi dari penyertaan Tuhan dalam pelayanan yang dikerjakan selama ini. Segala kesulitan, krisis, tangis, suka dan duka dibuatNya begitu indah untuk membuat hambaNya semakin bergantung padaNya dan semakin mengandalkanNya.
Thanks, To God. So smile and be gladd.. with Your eyes, Your mouth, Your hands and Your feet.
biarlah 'kaki' ini terus menorehkan catatan yang menyenangkan hati Tuhan, biarlah setiap langkah kaki ini memberi warna bagi hidup orang lain.

Venny

Selasa, 15 Juni 2010

TRAINING MC / SL


Baca : Roma 12:6-8, 1 Kor 9:24-27, Kol 3:23

Prinsip : Memberi yang terbaik kepada Tuhan

Dalam sebuah persekutuan besar, fungsi MC dan SL dipisahkan dengan jelas. MC (Master of Ceremony) menjadi pemimpin atau pemandu acara dan ia juga bertanggungjawab atas acara yang sedang berlangsung. Sedangkan SL atau Song Leader, mereka berfungsi sebagai pemimpin pujian untuk menolong jemaat menyanyikan pujian dengan cara yang benar. Biasanya SL terdiri dari 3 orang atau lebih, tergantung kebutuhan. Namun kadangkala fungsi MC / SL disatukan.

Secara sederhana, tugas MC/SL adalah :
1. Menyusun acara
2. Mengarahkan suasana / acara Agar acara berjalan teratur dan berlangsung dengan baik (1 Kor 14:40)
3. Mengangkat suasana
Memimpin jemaat ke dalam persekutuan dengan sesama dan dengan Tuhan (hadirat Allah) yang pada akhirnya membawa pembaharuan dan damai sejahtera (1 Kor 14:33).
4. Menyiapkan suasana
Konsep MC/SL yang salah :
1. Sekedar mengisi waktu 15-30 menit
2. Sekedar menunggu teman / pembicara
3. Tidak mempersiapkan diri sebelumnya atau persiapan mendadak di tempat
Kualifikasi MC/SL :
1. Sudah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruslamat secara pribadi (2 Kor 5:17-21).
2. Memahami konsep pelayanan Kristen dengan jelas. Memiliki kerinduan untuk melayani didorong oleh kasih kepada Tuhan (Matius 22:37-38)
3. Memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan yang jelas melalui saat teduh, doa, dll.
4. Memiliki penyerahan diri terus menerus pada pimpinan dan kuasa Tuhan (2 Kor 3:5; 1 Pet 4:11; 1 Kor 4:20)
5. Setidaknya memiliki 3 faktor dasar :
a. Adanya kesukaan bernyanyi
Sehingga ia dapat mengilhami jemaat untuk bernyanyi.
b. Adanya kualitas suara untuk bernyanyi yang cukup menyenangkan
Sehingga jemaat tidak berespon secara negatif terhadap suaranya.
c. Adanya sikap kepemimpinan yang meyakinkan
A. Mengapa memuji Tuhan ?

Lovelace dan Rice mencatat bahwa memuji Tuhan adalah kesempatan yang istimewa bagi orang Kristen dan Mary Gan (seorang Master Musik dengan predikat Cum Laude) menambahkan bahwa memuji Tuhan adalah tanggung jawab Kristen juga. Kita memuji Tuhan karena respon kita kepada karya dan perbuatan Allah yang sangat besar dalam hidup kita. Pujian kepada Allah lahir atas dasar pengenalan kita kepadaNya dan pengalaman kita bersama DIA.
Alkitab mencatat beberapa peristiwa yang mendasari kita memuji Tuhan seperti tertulis dalam Keluaran 15:1-21, Kis 5:47, Ef 5:18b–19, Wahyu 5:12. Jadi dari sejak PL, sampai gereja mula-mula, bahkan sampai di surga nanti, kita melihat bagaimana puji-pujian menjadi hal penting dalam ekspresi iman umat Allah.

B. Manfaat memuji Tuhan

1. Mereka dapat mengungkapkan perasaan dan pemikiran mereka.
2. Mereka dapat bersaksi mengenai kepercayaan mereka kepada orang lain.
3. Mereka dipersatukan dalam persekutuan yang lebih akrab
4. Mereka diajarkan tentang hal-hal yang mendasar dari iman mereka.
5. Mereka didukung/dikuatkan dalam hidup sehari-hari.
Atau dapat disimpulkan, ada 3 manfaat dari memuji Tuhan : untuk Tuhan, untuk orang lain, untuk diri sendiri.
C. Bagaimana memuji Tuhan ?

Bernyanyi dengan baik dan benar.
· Tersedia sejumlah lagu pujian yang baik.
· Seluruh jemaat menyanyikannnya dengan benar.
· Jemaat memiliki ketrampilan musik yang baik.
Untuk mencapai hal ini ada 3 faktor yang terlibat yaitu :
a. peranan MC / SL :
· Spirituality (memancarkan dan memuliakan pribadi Yesus)
· Psychologically (menunjukkan sikap yang positif)
· Physically (memberikan penampilan yang pasti dan meyakinkan)
· Musically (memiliki pengalaman dan pengetahuan musik)
b. peranan pianis/organis/gitaris :
· mengerti dan memahami musik
· bermain dengan tepat
· pandai memberi irama
· bermain dengan tempo yang baik
· mengikuti teks lagu nyanyiannya
c. peranan paduan suara :
· melalui suara dan ekspresi muka yang dapat mendorong jemaat untuk mengikuti mereka.
· mereka dapat mendorong jemaat untuk bernyanyi
· paduan suara dapat membantu mengajarkan lagu-lagu yang belum dipahami.
· dapat mengajarkan sebuah lagu dengan menyanyikannya sebagai lagu koor.
D. PERSIAPAN
1. Persiapan Rohani
Keadaan rohani seseorang mempengaruhi kepemimpinannya. Oleh karena itu, sangat penting melakukan persiapan secara rohani melalui :
· Pembacaan Alkitab yang teratur dan berkesinambungan
· Pembacaan buku-buku rohani (catat hal-hal yang penting)
· Pengalaman pribadi bersama Tuhan
· Kesaksian teman-teman persekutuan, dll.
2. Persiapan Informasi
Sering kita melakukan kesalahan karena kurangnya informasi. Oleh karena itucarilah informasi sejelas/seteliti mungkin yang menyangkut :
· waktu (hari/tgl/jam)
· tempat dimana ?
· apa tema/topik acaranya ?
· apa isi acara ? siapa saja pengisi acara ?
· siapa pembicaranya ? alamat ? telepon atau dihubungi melalui surat ? diingatkan lagi ?
· berapa lama waktunya ? dll
3. Persiapan Acara
Setelah semua informasi tersebut di atas diperoleh secara jelas, maka mulai dilakukan penyusunan acara. Sediakan waktu yang cukup dan kondisi terbaik dalam menyusun acara tsb. Tuliskan tema acara di bagian atas kertas, misalnya: BERAKAR, BERTUMBUH DAN BERBUAH DALAM KRISTUS. Penting sekali untuk melakukan persiapan tertulis.
Memilih Lagu
a. Berdoalah mohon pimpinan Tuhan
b. Lagu dipilih sesuai dengan tema
c. Lagu dipilih sesuai dengan kondisi kedewasaan jemaat
d. Pilih lagu tertentu untuk hal tertentu (jangan sembarangan memilih lagu)
Catatan : Lagu yang dipilih diberikan kepada organis/gitaris untuk bersama-sama mencari nada dasar dan tempo agar pemusik dapat mempersiapkan diri lebih baik.
e. Jenis lagu dari isinya :
# Lagu ajakan : Ku Masuki GerbangNYA, dll
# Lagu kesaksian iman : Dalam Nama Yesus Ada Kemenangan.
# Lagu doa/penyembahan : Ajaiblah Tuhan, Speak to My Heart
# Lagu pengakuan dosa : Siapakah Diri Hamba
# Lagu penyerahan : Masa Mudaku Ini
# Lagu pelayanan : Darah Kaum Martir
# Lagu KKR, ciri-cirinya : tema ttg kasih Allah, dosa, pengampunan dan keselamatan.
# Lagu penantangan : Di Pintu Hatimu
# Lagu pengutusan : Utus Aku dalam MisiMu
f. Cari keseimbangan antara lagu yang cepat dan lambat serta keseimbangan penggunaan bahasa
g. Pilih lagu yang baik. Lagu yang baik memiliki syair dan nada yang baik. Hati-hati terjebak pada nada lagu yang lincah.
h. Dalam ibadah jangan terlalu banyak lagu baru (maksimal 2 lagu), harus ada yang dapat mengajarkannya dengan baik
i. Cari versi pujian dalam bahasa asal pujian tersebut. Tempo dan birama pujian tersebut disesuaikan dengan penciptanya.
Ciri-ciri lagu yang baik :
· Ajarannya benar dan dalam (Alkitabiah dan kontekstual)
· Mengarah kepada Allah
· Pesannya jelas
· Membangkitkan dan menantang iman
· Dapat diterima secara universal
Catatan: Dianjurkan lebih dulu membaca dan merenungkan lagu pujian yang akan dinyanyikan.
j. Peringatan ! SL / MC bukan pengkotbah. Jadi jangan memberi komentar berlebihan. Pusatkan diri mereka pada isi nyanyian. Motivasi bisa membaca 2 atau 3 baris syair pujian tsb atau dengan variasi bergantian bernyanyi dan merenungkan syairnya.
Menyusun Liturgi
Bagian ini akan dibahas lebih khusus dalam poin selanjutnya. INGAT : Ibadah bersifat vertikal dan serius !
Persiapan dengan Pemusik
a. menentukan nada dasar
b. kesepakatan tempo / beat
c. kesepakatan intro / pengulangan lagu / instrumental, dll.
E. LITURGI

Liturgi berfungsi sebagai :
1. Adanya keteraturan dalam ibadah bersama-sama kepada Tuhan
2. Dibawa secara jelas kepada Tuhan
3. Supaya tidak terjadi kekacauan dalam ibadah kepada Tuhan.
Setiap liturgi gereja memiliki philosophy tertentu. Misalnya Reform Worship (GKI) menganut bahwa seluruh kehidupan adalah milik Allah sehingga penyembahan perlu dikembalikan kepada Allah. Reform juga lebih mengutamakan kotbah (preaching), doa-doa (prayers) dan perjamuan suci (sacrament). Lutheran worship (HKBP) menganut paham bahwa kita diselamatkan, dibenarkan hanya dalam anugrah Tuhan. Free Church mengarahkan penyembahan dengan kebebasan dan spontan, penekanan kwalitas rohani dalam penyembahan Philosophy-philosophy ini sangat mempengaruhi pujian dalam gerejanya.

F. BAGAIMANA MENYUSUN LITURGI ?
Liturgi disesuaikan dengan suasana/bentuk ibadah.
1. Liturgi formal untuk suasana formal: Natal, Paskah.
2. Liturgi informal untuk suasana informal: Liturgi persekutuan biasa
3. Melibatkan dan mengaktifkan jemaat
4. Bayangkan suasana jemaat sebelum anda menyusun liturgi. Jangan biarkan jemaat menjadi penonton yang pasif, tapi dalam melibatkan jemaat jangan biarkan terlalu capek. Jemaat pasif – aktifkan (pujian bersama), jemaat aktif – pasifkan (kesaksian pujian, hanya musik)
5. Liturgi yang baik, padat dan tidak bertele-tele. Tiap butir acara mempunyai makna.tersendiri dan tidak bisa disederhanakan lagi.
6. Tidak mencampuradukkan ibadah dengan kata-kata sambutan, dll.
7. Liturgi yang baik terarah dan makin menuju klimaks. Catatan: Mintalah kepada pengisi pujian judul lagu yang akan dinyanyikan. Contoh urutan lagu yang salah “Aku Mau jadi Anggur” lalu “Mari Masuk”
8. Contoh Liturgi (lihat lampiran)

G. PELAKSANAAN
1. Persiapan sebelum pelaksanaan
Agar acara yang dipimpin berjalan dengan baik, datanglah selambat-lambatnya 15’-30’ sebelum acara dimulai, yaitu untuk melakukan persiapan kembali, berupa:
a. Persiapan ruangan (tempat duduk, tempat pembicara, mimbar, membuat poster, dll)
b. Perlengkapan: gitar, papan tulis, alat-alat tulis, organ, mikrofon, dll.
c. Persiapan lagu: lakukan persiapan bersama pemusik untuk memastikan (cek) kembali nada dasar.
d. Periksa kembali kerapian anda. Berpakaianlah rapi dan sesuai kebutuhan saat itu. Dalam acara formal, pria sebaiknya menggunakan kemeja lengan panjang dan celana bahan (bukan jeans), wanita - blouse lengan panjang dan rok.
e. Renungkan kembali lagu-lagu dan acara yang sudah disusun dan hafalkan.
f. Persiapan diri. Sebelum acara dimulai berdoalah dengan pengurus/ panitia.
Catatan: Dalam tahap ini perhatikan persiapan diri dalam hal kekudusan hidup. Ada dosa ? Akui dan sesalilah dihadapanNya dengan sungguh-sungguh.
2. Bagaimana menguasai suasana ?
Seperti disebutkan sebelumnya, seorang MC/SL sangat mempengaruhi jalannya acara, karena itu MC/SL yang berhasil memiliki 2 hal penting yaitu :
a. Kerohanian yang baik, melalui penyerahan terus menerus kepada pimpinan Roh Kudus. Orang yang sungguh-sungguh dikuasai Roh Kudus sepanjang waktu pelayanan yang akan datang adalah orang yang terus menerus dapat menguasai suasana ibadah yang dipimpinnya.
b. Ketrampilan yang terus menerus dikembangkan.
Penguasaan suasana/acara dapat diperoleh dengan hal-hal konkrit berikut:
1. Melangkahlah dengan tenang / yakin ke depan jemaat.
2. Carilah tempat berdiri yang tepat, dapat dilihat semua orang (sebanyak mungkin orang). Untuk bentuk O I L T
3. Berdirilah tegak (jangan membungkuk, bersandar ke dinding, miring)
4. Mulailah acara dengan terlebih dahulu memberi salam yang tulus dan sungguh-sungguh.
5. Pandangan mata harus diarahkan kepada semua orang secara seimbang. Jangan bicara dengan dinding atau plafon.
6. Jikalau ada acara yang akan dikoreksi (misalnya dalam liturgi formal) ambillah waktu pada permulaan acara. Atau mengenai tempat duduk jemaat yang perlu diatur lebih baik, mintalah dengan sungguh-sungguh dan sopan.
7. Berbicaralah dengan suara cukup jelas, tidak terlalu cepat/ lambat, jangan monolog tetapi dialog, miliki intonasi suara. Selain itu, beberapa tehnik berbicara yang benar : Gunakanlah kata-kata yang efektif dan singkat dalam menyampaikan suatu pesan atau ajakan. Pakailah bahasa yang formal untuk acara formal dan bahasa informal untuk acara informal. Hindarilah berbicara ketika jemaat sedang bernyanyi. Tanda dinamik dalam setiap lagu harus diperhatikan. Khusus untuk lagu yang berbahasa asing (mis. Bahasa Inggris), gunakan lafal yang lazim dipakai dalam bahasa itu.
8. Mimik wajah harus baik. Resep : Lupakan diri (jangan self-centered), renungkan 2 Tim 1:7, Roma 8:15-16.
9. Bernyanyilah terlebih dahulu dengan irama/nada lagu yang tepat, serta hayati syairnya dan nyanyikan dengan iman. Jangan pilih lagu yang tidak dikuasai.
10. Bernyanyilah dengan memperhatikan respon jemaat. Tugas kita bukan nyanyi solo tapi memimpin jemaat bernyanyi. Bila respon kurang, cari jalan keluarnya. Misalnya: memotivasi secara singkat (1-2 kalimat) untuk memuji Tuhan dengan sungguh.
Variasi dalam memuji Tuhan (supaya makin dihayati)

a. Sambil berdiri (lagu penyembahan)
b. Berpegangan tangan (Lagu persaudaraan)
c. Pakai gerak (kalau sesuai). Ini hanya untuk persekutuan biasa.
d. Tepuk tangan (bila cocok dengan lagu), sesuaikan dengan suasana. Perhatikan apakah hal itu biasa di tempat itu. Bersifat oikumenis ? Bersifat kharismatik ?
e. Bila suasana memungkinkan (dalam jemaat yang tidak terlalu besar), minta jemaat memilih lagu, serta tanyakan alasan mengapa memilih lagu tersebut (prinsip melibatkan secara spontan).
f. Bernyanyilah dengan suara penuh, ½ suara, lembut, lambat cepat, tanpa musik atau hanya musik (pada bagian-bagian tertentu).
g. Bernyanyi bergantian, mis. hanya perempuan - pria merenungkan, dan sebaliknya
h. Menekankan/mengulang dengan membacakan syair/baris/kalimat tertentu.
i. Memberi interpretasi lagu
j. Menceritakan sejarah singkat lagu tersebut
k. Pengalaman pribadi terhadap lagu tersebut
l. Membacakan Firman Tuhan yang sesuai dengan lagu tersebut
11. Bernyanyilah dengan aba-aba melalui satu / dua tangan. Dengan birama 2/4, 3/4, 4/4, 6/8, dst.
12. Doa : Siapa yang memimpin doa pembukaan, doa persembahan, doa Firman, doa penutup, berapa orang , kapan dihubungi ? Isi doa: penyembahan, pengakuan dosa, pengucapan syukur, permohonan, kombinasi.
13. Kesaksian : melalui lagu (solo, VG, Duet), bagi berkat (mis. bagikan saat teduh), pengalaman pribadi, berapa orang bersaksi. Catatan : Kesaksian berupa pengalaman pribadi atau saat teduh, sebaiknya dipersiapkan sebelumnya dan diingatkan akan waktu/lamanya bersaksi. Jangan takut menegur keterlambatan karena dalih “dipimpin Roh”.
14. Acara Pokok. Ceramah ? Kotbah ? Panel Diskusi ? Kesaksian dan Puji-pujian / Siapa yang membawakan renungan ? Apa pokok-pokok doa ? PA/Diskusi kelompok? Berapa kelompok? Siapa saja pemimpinnya ?
15. Persembahan (kolekte) : Pikirkan sebelum atau sesudah kotbah, Motivasi jemaat dengan Firman Tuhan, Pilih lagu persembahan yang sesuai, Beritahu tujuan persembahan, Caranya ? (mis. berapa kantong, kantong diedarkan atau dikumpulkan ke depan), Siapa kolektan, setelah selesai ditaruh di mana ? Siapa yang berdoa utk persembahan ?
16. Kotbah : Setelah suasana tertib dan hikmat undanglah pembicara utuk menyampaikan Firman Tuhan, Jikalau tidak keberatan dapat diperkenalkan seperlunya, selesai kotbah ucapkan syukur kepada Tuhan, terima kasih kepada hambaNya. Dapat juga dilakukan dengan saat teduh diiringi musik. Pilih lagu yang tepat untuk sebelum dan sesudah kotbah. Jangan lupa memberitahu lamanya kotbah. Pemberian kenang-kenangan kepada pembicara dalam liturgi informal sebaiknya di hadapan jemaat, tetapi apabila persembahan berupa amplop sebaiknya tidak dihadapan jemaat, karena kurang etis. Ingat, tidak semua jemaat mengerti motif pemberian dengan amplop. Jangan memberi kesan hamba Tuhan telah dibayar untuk tugas tersebut.
17. Pengumuman : Sebaiknya dipersiapkan sebelumnya dengan jelas. Mohon perhatian jemaat, jangan biarkan kesempatan ini untuk berisik.
18. Perkenalan : Dalam liturgi informal perkenalan dapat dilakukan dengan: Memperkenalkan teman baru dengan sopan dan hormat dengan menyebutkan nama, alamat, status, pekerjaan. Perlukah ke depan atau di tempat saja ?, Kalau waktu tidak cukup dapat diperkenalkan sekaligus., Pilih lagu/kalimat yang membuat teman baru betu-betul merasa diterima dan dikasihi. Jangan lupa mengajak minggu depan. Adakah pertemuan selanjutnya dengan mereka ? Kapan dan dimana ? Catatan : Mohon selama perkenalan jangan ada yang menyeletuk. Tidak sopan.
KESIMPULAN

Kita telah melihat secara jelas bahwa menciptakan sebuah jemaat yang bernyanyi dengan baik bukanlah suatu hal yang mudah . Banyak hal-hal yang harus dilibatkan, baik secara rohani maupun ketrampilan. Berbagai usaha harus dilakukan dan persiapan yang matang merupakan keharusan Hal ini merupakan proses yang panjang , jadi tidak akan pernah dicapai dalam waktu yang singkat.

LAMPIRAN 1
Liturgi di Persekutuan Kampus (untuk ceramah / eksposisi)
Perkiraan waktu kurang lebih 90 - 100 menit
Tgl :
Pukul :
Tema :
Pembicara :
MC :
Pemusik :
1. Saat Teduh (Fleksibel) : 2 menit
2. Pujian Pembukaan / Persekutuan : 5 menit
3. Pujian persiapan doa : 3 menit
4. Doa pembukaan : 2 menit
5. Pujian penyembahan dan doa : 5 menit
6. Kesaksian : sharing / pujian solo, VG (kalau ada) : 5 menit
7. Pujian tema / persiapan Firman : 3 menit
8. Kotbah : 45 – 60 menit
9. Pujian respon sesuai dengan kotbah : 3 menit
10. Pujian persembahan : 5 menit
11. Doa persembahan : 2 menit
12. Pengumuman : 5 menit
13. Doa syafaat : 5 menit
14. Pujian penutup : 3 menit
15. Doa penutup : 2 menit

oleh : Alex Nanlohy

3 komentar: